Thesis Investasi 4 Bank Terbesar Di Indonesia : Siapa Yang Terbaik?
Bisnis industri perbankan di Indonesia masih menarik. Tidak heran bila banyak investor asing, seperti belakangan ini sejumlah perusahaan finansial asal Jepang, yang gencar menanamkan modalnya di sektor jasa keuangan, terutama perbankan. Salah satu daya tariknya adalah kenyataan bahwa Net Interest Margin (NIM), atau keuntungan bunga bersih bank, di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia (data bulan November tahun 2017 dan 2018), sedangkan seperti yang kita tau kalau di Jepang, dimana bank sentralnya menerapkan kebijakan negative interest rate, NIM industri perbankan kabarnya di bawah 1% bahkan bisa 0%. Karenanya, wajar bila mereka gencar memburu pasar kredit yang masih luas ditambah dengan tingkat keutungan yang besar di lingkungan industri perbankan di Indonesia.
Daya tarik perbankan Indonesia bagi investor asing adalah hal yang masuk akal. Dari sisi makro ekonomi, rasio kredit bank terhadap PDB Indonesia tergolong rendah, bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Diperkirakan rasio tersebut di Indonesia baru sekitar 43%, jauh lebih rendah dibandingkan rasio di Malaysia sebesar 134% dan Singapura 129%. Ini menunjukkan potensi penetrasi perbankan yang masih luas di perekonomian Indonesia.
Sebelumnya sudah pernah di post artikel mengenai 5 Rasio Keuangan Untuk Analisa Saham Bank yang membahas rasio antara lain CAR, NIM, NPL, LDR dan BOPO. Pada artikel thesis investasi 4 bank terbesar di indonesia kali ini kita akan lebih berfokus pada 5 key driver kenaikan net profit serta profitabilitas masing-masing bank, kira-kira siapa yang terbaik?
Pengelompokan bank berdasarkan besaran nilai asset final year 2021, 4 bank dengan nilai aset terbesar di Indonesia diurut dari yang besar ke kecil adalah BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI. Nilai aset digunakan sebagai parameter karena baik ekuitas maupun liabilitas menjadi faktor seberapa besar jumlah penyaluran kredit yang bisa disalurkan oleh bank.
4 Bank Terbesar Di Indonesia Berdasarkan Nilai Asset |
Ada 3 parameter yang penting untuk diperhatikan dalam membandingkan bank besar yang sudah established, urutannya yang menjadi key driver dari kenaikan net profit adalah :
- NIM (Net Interest Margin) : perhitungan interest income, interest expenses, yield, cost of fund, CASA ratio dll sudah termasuk di perhitungan NIM, rumus NIM adalah = Pendapatan Bunga (bunga yang didapat - bunga yang dibayar) / Total Kredit
- NPL (Non Performing Loan) : untuk melihat parameter rasio kredit macet dan restrukturisasi kredit, NPL ada 2 jenis, NPL Net (rasio kredit dengan status macet) dan NPL Gross, untuk lebih konservatif, yang dipakai adalah NPL Gross yaitu perbandingan antara total kredit dengan status kredit yang kurang lancar, diragukan dan macet.
- Loan Growth : yang merupakan proxy dari pertumbuhan aset suatu Bank
Setelah melihat parameter tersebut baru kita perhatikan dua ratio untuk growth dengan ROA dan profitabilitas ROE
NET INTEREST MARGIN (NIM)
BBRI mampu menjaga NIM tertinggi diantara 3 bank lain, yaitu rata-rata 8,12% selama periode 11 tahun, disusul BBCA 6,01% sedangkan BMRI dan BBNI masing-masing 5,46% dan 5,63%. BBRI menjadi Bank yang paling efektif dalam menempatkan aktiva produktif-nya dalam bentuk kredit, Semakin besar NIM, semakin meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
NPL GROSS
Rata-rata NPL Gross terkecil selama periode 11 tahun berhasil dibukukan oleh BBCA 1,06% sangat jauh dibandingkan 3 bank lain, BBRI 2,25%, BMRI 2,56% dan BBNI 2,93%. Semakin tinggi NPL semakin tinggi cadangan kerugian yang dibentuk oleh bank yang berimbas pada tergerusnya Net Profit.
LOAN GROWTH
CAGR (Compounding Annual Growth) Loan selama periode 11 tahun hampir sama diantara BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI, masing-masing yaitu 13,37%, 13,18%, 13,25% dan 13,72%, namun Loan Growth pasca pandemi 2020 tertinggi ada pada bank BMRI dengan 18,54% pada tahun 2021 sedangkan BBNI tidak mengalami pertumbuhan kredit di 2021.
NET PROFIT
BBCA menjadi bank paling profitable dengan CAGR selama 11 tahun sebesar 12,65%, bahkan pada pandemi 2020 seperti yang bisa dilihat pada grafik penurunan net profit BBCA hanya - 5% dibanding 3 bank lainnya yang semua diatas 30%, bahkan BBNI sampai mengalami penurunan -78,68%, hal ini selaras dengan pengaruh tingginya NPL Gross dengan penurunan net profit. Meskipun demikian BBNI mengalami bounce back net profit paling besar dibanding ke 3 bank lain pada tahun 2021, yaitu sebesar 232,29%.
Dari fundamental sudah dibandingkan ke 4 bank diatas, dengan menambahkan parameter valuasi, kita bisa justifikasi bank mana sih sebenarnya yang terbaik dengan skoring pada masing-masing parameter.
Comments
Post a Comment
Komentar anda akan masuk langsung ke email pribadi saya