Thesis Investasi TLKM : Misi Unlocking Value Anak Perusahaan Sesuai Rencana?

Sekilas Tentang Perusahaan, Manajemen dan Shareholder

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.


Dari Dewan Komisaris dan Dewan Direksi yang menarik perhatian adalah hadirnya sosok cofounder Bukalapan Bpk. Muhamad Fajrin Rasyid sebagai Direktur Digital Business, dimana kehadiran beliau tentunya sanga align tranformasi TLKM kedepannya.

Economic Moat TLKM

Dari data historis top 20 market cap IHSG selama 20 tahun (Tahun 2000-2019) bisa dilihat kalau TLKM menjadi salah satu emiten yang secara konsisten terus berada di top tier market cap di IHSG bersama BBCA dan BBRI. 

Secara Industri Telco pun TLKM dan kompetitor tidak bisa dibandingkan dari sisi market Cap yang perbedaan sangat jauh. Namun TLKM masih mampu menjaga profitibalitasnya bahkan pada masa pandemi sekalipun 

Rata-Rata ROE Industri Telekomunikasi 10 Tahun

REO TTM Q3 2020 Emiten Industri Telekomunkasi

Industri Telco dikenal sebagai industri "Capital Intensif", yaitu industri yang membutuhkan investasi besar dalam aset modal untuk produksinya, kebalikan dari "Capital Efficient Company", sehingga TLKM menjadi market leader di industri telekomunikasi dengan > 60% market share. Satu lagi menurut saya Economic Moat yang dimiliki TLKM adalah "Costumer Switching Cost" dimana beberapa layanan TLKM membutuhkan biaya/effort untuk beralih ke kompetitor, contohnya pengguna kartu pasca bayar yang sudah terlanjur menggunakan kartu untuk menyimpan ribuan kontak untuk urusan bisnis dan personal, tentu pelanggan akan berfikir dua kali untuk mengganti kartu karena dibutuhkan waktu untuk menyebarkan nomor-nya lagi. Begitu juga dengan layanan lainnya seperti konektifitas enterprise, fixed broadband, penyewaan tower.

Data-data berikut membuktikan Economic Moat diatas :


Telkomsel anak perusahaan TLKM tetap menjadi provider seluler terbesar di indonesia, dengan sekitar 171,1 juta pelanggan seluler dengan pangsa pasar sekitar 59,6%


BTS 4G milik telkomsel mencapai 42% sementara XL dan Indosat dibawah 30%.


Penggunaan data TLKM paling tinggi, mencapai lebih dari 6 juta Terabyte

Historis Kinerja TLKM

Bagaimana perjalanan TLKM menjaga profitabilitas dalam 1 dekade terakhir?

Pendapatan :


Pendapatan TLKM terus meningkat pada periode tahun 2008-2020, dari 60T sampai 136T, mengalami kenaikan rata-rata tiap tahun sebesar 7,06%. Meskipun di tahun 2020 terjadi pandemi covid 19, tidak mempengaruhi pendapatan dari TLKM

Net Income :

Net Profit TLKM Periode Tahun 2008-2020

Net profit margin pada periode tahun 2008-2020 naik dari 10T sampai 20T, dengan CAGR 5,95%, hampir setara dengan kupon obligasi.

Net Profit Margin (NIM) :

Net Profit Margin TLKM Periode Tahun 2008-2020

Return on Equity (ROE) :

Return on Equity TLKM Periode Tahun 2008-2020

Pada periode tahun 2008-2020, NPM TLKM konsisten berkisar 2 digit 14-17% dengan ROE di kisaran 18%-30%.

Solvency Ratio 

Current Ratio TLKM Periode Tahun 2008-2020


Debt to Equity Ratio TLKM Periode Tahun 2008-2020

Solvency ratio bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, salah satu rasio yang sering digunakan adalah Current Ratio, adalah kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya dengan kas/setara kas. Sedangkan Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara hutang dan ekuitas perubahaan.

Jika dilihat trend-nya Current Ratio dan DER TLKM mengalami kenaikan 3-4 tahun terakhir, namun jika dilihat dari laporan keuangan 2020, kenaikan ini disebabkan masuknya komponen liabilitas kontrak semenjak diterapkannya PSAK 73 tentang sewa menyewa. Dalam model bisnisnya TLKM mempunyai kegiatan sewa seperti contohnya sewa BTS.

Deviden Per Share (DPS)

Deviden Per Share TLKM Periode Tahun 2008-2020

TLKM sebagai perusahaan plat merah memang dikenal loyal membagikan deviden, dari tahun 2008-2020 TLKM merupakan salah satu perusahaan yang konsisten membagikan devidennya. Dari tahun 2008-2020 kenaikan deviden TLKM rata-rata 15%/tahun.

Breakdown Kinerja 1H21 (Public Expose 6 September 2021)

Breakdown Pendapatan :

IndiHome terus menjadi pendorong pertumbuhan dengan Pendapatan sebesar Rp 12,9 T atau naik 24,2 YoY, didorong pertambahan pelanggan dan peningkatan ARPU. Sedangkan dari Legacy business seperti SMS, telpon kabel dan telpon kabel dalam trend penurunan karena pelanggan sedang beralih ke digital. Namun pertumbuhan dari sumber pendapatan lain mampu mengkompensasi penurunan tersebut, sehingga tidak mengganggu kinerja pendapatan TLKM di 2H21, pendapatan tumbuh 3,9% YoY.

Cost Leadership, Margin Ebitda dan Laba Bersih :


Dari sisi biaya hanya tumbuh 2,8%, dimana pertumbuhan biaya lebih rendah daripada pertumbuhan pendapatan 3,9%. Biaya yang tumbuh antara lain dari operasi dan pemeliharaan, tumbuh 7,7%, ini inline dengan pertumbuhan infrastruktur, service dan produk yang diberikan pada pelanggan. Penurunan biaya terjadi pada biaya interkoneksi yang merupakan legacy business, turun 20,4%. Ada juga penurunan yang menunjukan shifting cost karena pandemi yaitu biaya umum dan administrasi, turun 4%. Dengan cost control yang baik EBITDA tumbuh 4,7% YoY dan laba bersih tumbuh 13,3% YoY.

Portofolio Bisnis Mobile dan Non-Mobile :


Distribusi bisnis mobile dan non-mobile mengalami perubahan pada 5 tahun terakhir, dimana pertama kalinya bisnis non-mobile berkontribusi lebih dari 40% terhadap total pendapatan TLKM dan lebih dari 30% dari laba bersih.



Bisnis digital telkomsel menunjukan pertumbuhan, dengan traffic meningkat 54,5% YoY. Pada 1H21, bisnis digital berkontribusi kepada 77,3% pendapatan telkomsel, tumbuh 72,4% pada periode yang sama tahun lalu


TLKM terus membangun sinergi dan kolaborasi dengan perusahaan digital dan teknologi seperti Microsoft, kami juga berinvestasi dan bekerjasama dengan perusahaan start-up di berbagai sektor digital bisnis melalui perusahaan modal ventura TLKM yaitu MDI.


TLKM sedang berupaya menyelesaikan pengembangan tahap pertama hyperscale data center dengan kapasitas 25 MW pada akhir 2021.

Prospek Bisnis Kedepan

Peluang dari sektor telekomunikasi khususnya TLKM sebagai market ledaer untuk bertumbuh kedepannya masih sangat besar jika kita melihat data-data berikut :

  • Ada sekitar 341 juta pelanggan seluler di Indonesia all brand (naik sekitar 6,6%) per tanggal 31 Desember 2019 dan mungkin akan terus bertumbuh
  • Tren pergeseran dari legacy business seperti voice dan SMS ke layanan data terus berkembang, hal ini memberikan ruang bagi industri telco seperti TLKM untuk melanjutkan pertumbuhannya, sehingga jumlah pelanggan dan trafic data bisa jadi akan bertambah kedepannya
  • Pengguna internet di indonesia sudah sangat tinggi yaitu hampir 64% penduduk indonesia sudah terkoneksi dengan internet (Global Digital Reports 2020)
  • Pengguna internet di indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang, dimana total penduduk indonesia ada di sekitar 272,1 juta
  • Rata-rata waktu untuk berinternet adalah sebesar 7 jam 59 menit, angka tersebut membuat indonesia masuk ke posisi 8 dari dartar 10 besar negara yang paling lama menghabiskan waktunya di internet
  • Harga smartphone semakin bervariasi dan semakin terjangkau,
  • TLKM dibawah Kementrian BUMN yang dipimpin oleh Bpk. Erick Thohir, terlihat mempunyai beberapa rencana besar yang akan berdampak pada perubahan model bisnis perusahaan secara grup. Dari sumber beberapa media dengan slogan "Unlocking Value" anak usaha TLKM. ada beberapa pernyataan dari beliau yang dapat kita antisipasi sebagai investor, antara lain, Strategi bisnis TLKM dan Telkomsel serta anak usaha lain yang akan dibagi, TLKM fokus ke segmen B2B (Data Center, Fiber Optic) sedangkan Telkomsel akan fokus ke segmen B2C (Platform Digital, Startup).  Salah satu program yang sudah terlaksana adalah IPO Mitratel, anak usaha TLKM yang bergerak dalam bidang penyewaan tower, dimana 10.050 menara dari Telkomsel sudah dialihkan ke Mitratel. Rencana kedepan anak usaha TLKM yang bergerak dalam bidang bisnis data center Telin dan Telkomsigma akan di merger untuk memperkuat posisi di market data center, serta akan melakukan IPO.

Valuasi

Untuk men-valuasi harga TLKM, digunakan bantuan tools dari stockbit yaitu PE dan PBV standar deviation band dengan rentang data 10 tahun.

Catatan : harga TLKM per penutupan tanggal 16 Desember 2020 adalah  4100

PE Standar Deviation Band TLKM 10 Years

Dengan current PE sekarang 17,66, Harga TLKM berada sedikit dibawah Mean PE Standar Deviation. dengan mean PE TLKM yaitu 18,13 dan EPS TTM 232,15, berarti harga wajar berdasarkan mean PE 10 tahun TLKM adalah 4208.

PBV Standar Deviation Band TLKM 10 Years

Dengan current PBV sekarang 3,88, Harga TLKM berada sedikit dibawah Mean PBV Standar Deviation. Dengan mean PE TLKM yaitu 4,04 dan current BVPS 1057,11, berarti harga wajar berdasarkan mean PBV 10 tahun TLKM adalah 4270.

Dengan harga saham sekarang berarti bisa dibilang valuasi TLKM masih berada disekitar harga wajar, dengan resilient-nya ditengah pandemi dan prospek bisnis kedepan yang menjanjikan, saya pribadi memberikan target harga dengan MOS 20% saja yaitu diharga 3360.

Dengan thesis investasi TLKM diatas kita bisa menyimpulkan bahwa misi unlocking value anak perusahaan TLKM bisa dibilang sudah mulai terlihat hasilnya, terbukti dengan kontribusi pendapatan non mobile yang sudah 40% dari pendapatan, dengan beberapa rencana lain seperti realisasi pembangunan data center melalui Telin dan Telkom Sigma dan kontribusi dari Mitratel yang sudah IPO dan mendapat dana segar dari investor, kita lihat perkembangan TLKM kedepannya.

Semoga bermanfaat, ikuti terus artikel Yuda Ermawan Blog dengan memasukan email dan subscribe atau follow social media saya dibawah. Terima Kasih...

Comments

Follow saya di media sosial

Instagram  Twitter 
Dapatkan update artikel terbaru dari email anda:

Artikel Populer

SSSG Dalam Bisnis Sektor Retail

Menghitung Dana Pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan Kuliah

Annual Report F.I.R.E Investment Project 2023

Valuasi Saham Dengan Grafik PER dan PBV Standar Deviation Band

Pengalaman Bekerja Di PT Kereta Api Indonesia