Arti "Priced In" Dalam Saham

Di bulan Juni IHSG cenderung terus berkonsolidasi di harga 4800 - 4900an, saya pribadi sudah profit taking saat kenaikan IHSG di bulan Mei karena saya merasa masih membeli di harga atas , jadi posisi sekarang cash saya 100%, what next?

Banyak yang menantikan laporan keuangan Q2 berpengaruh apa terhadap IHSG, kalau saya lihat ada 2 sudut pandang yaitu :
  1. IHSG bisa lebih turun dibanding bottom bulan maret karena menteri keuangan sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi yang negatif di Q2, bahkan bisa berlanjut di Q3 bahkan Q4 apabila spending dari masayarakat masih rendah.
  2. IHSG masih tidak kemana-mana karena sudah "priced in"
Lantas apa itu istilah "priced in" dalam saham?

Begini, artinya semua informasi yang terjadi di fundamental perusahaan sudah lebih dulu terlihat di harga pasar sahamnya, alias harga sahamnya sudah hancur duluan sebelum laporan keuangan rilis

Teori ini berawal dari Charles Dow pencipta indeks Dow Jones dan dikenal sebagai bapak teknikal modern, Charles Dow pencipta Dow Theory berkata "The Market Discounts Everything" artinya semua hal yang terjadi di perusahaan akan tercerminkan diharga sahamnya.

Makanya sering kali kita melihat, setelah muncul laporan keuangan yang bagus kok harga sahamnya malah hancur?

Jadi sering harga saham naik lebih dulu jauh hari sebelum laporan keuangan muncul, eh tapi ketika laporannya muncul malah harga sahamnya turun

Jadi kalau anda sering mendengan istilah di forum-forum saham istilah ini dikenal dengan nama "Sell on news" alias bandar jualan ketika laporan keuangan yang bagus muncul

Sama halnya ketika laporan keuangan jelek, itu pasti para big money a.k.a market maker a.k.a bandar sudah tau terlebih dahulu laporan keuangan akan hancur jauh hari sebelum laporan keuangan jelek muncul

Ingat yang menggerakan pasar saham adalah para big money dengan uang ratusan miliar bahkan triliunan rupiah

Para bandar besar ini biasanya berupa institusi yang mengelola dana investor dengan uang ratusan miliar sampai triliunan, maka pastinya mereka mempekerjakan orang-orang yang ahli dan kompeten dalam memprediksi suatu harga saham, intinya jauh lebih hebat daripada investor retail seperti kita.

Mereka juga pastinya sudah tau duluan kalau laporan keuangan bakal bagus atau jelek, sehingga jauh hari sebelum laporan keuangan muncul mereka bisa jual dan beli duluan

Itulan alasan mengapa harga saham turun-naik duluan jauh hari sebelum laporan keuangan muncul

Sekarang saya bahas soal IHSG, sebelumnya anda harus tau dulu bahwa laporan keuangan perusahaan terbuka dilaporakan per kuartal dalam 1 tahun, artinya 1 tahun ada 4 kuartal :

Q1 : Januari, Februari dan Maret
Q2 : April, Mei dan Juni
Q3 : Juli, Agustus dan September
Q4 : Oktober, November dan Desember

Ketika Januari - Maret IHSG turun dalam sampai di 3937, bisa jadi itu karena para big money sudah tau bahwa laporan Q2 akan hancur, tapi pada bulan April - awal Juni IHSG malah naik sampai 29% ke harga 5070, harusnya hancur dong?

Itu bisa jadi karena para big money sudah tau duluan bahwa akan ada gerakan new normal dari pemerintah di Q3, kegiatan ekonomi akan dibuka lagi sehingga harapannya Q3 dan Q4 ekonomi akan tumbuh lagi, sehingga saham bluechip naik 3 bulan beruntun di bulan April, Mei dan Juni.

Sekali lagi ini hanya prediksi, kita belum tau bagaimana keadaan ekonomi di Q3 dan Q4 nanti, bisa jadi akan ada second wave corona karena kurang disiplinnya masyarakat melaksanakan protokol new normal, atau ancaman gelompang PHK yang menyebabkan spending masyarakat yang turun drastis.

Saya pribadi masih wait and see di Q3 untuk membeli secara average down dengan dana yang saya kelola saat ini.


Comments

Follow saya di media sosial

Instagram  Twitter 
Dapatkan update artikel terbaru dari email anda:

Artikel Populer

SSSG Dalam Bisnis Sektor Retail

Tes Mengingat Pada Psikotest

Soal Pengetahuan Umum Untuk Psikotest

5 Tahun Bekerja di HSE Industri Perkeretaapian