Strategi Passive Income Dari Pasar Modal
Passive income adalah pendapatan yang diterima tanpa keterlibatan langsung dari pemilik usaha/modal, cara mendapatkan passive income bisa dari berbagai sektor, dan yang akan kita bahas kali ini adalah bagaiamana strategi mendapatkan passive income dari pasar modal
Pertama, kita harus mengetahui bahwa keuntungan dari pasar modal didapatkan dari 2 sumber yaitu :
1. Capital Gain
2. Dividen
Lalu bagaiamana cara kerja kedua hal tersebut sehingga bisa menjadi sumber passive income buat kita ? Begini pembahasannya :
1. Capital Gain
Capital Gain didapat dari selisih harga beli dan harga jual suatu saham, jadi ketika ada kenaikan harga saham anda bisa mendapatkan capital gain dari suatu kepemilikan saham tersebut, dengan memilih perusahaan dengan kinerja dan fundamental bagus, mempunyai prospek bisnis yang bisa bertahan 10 sampai 20 tahun kedepan dan dibeli dengan harga yang undervalue serta di hold dalam jangka waktu yang panjang, kita akan dapat menghasilkan return berkali-kali lipat. Saya ambil contoh kenaikan harga 2 emiten di IHSG dengan market cap 2 terbesar yaitu BBCA dan BBRI
Bisa dilihat dalam periode waktu 10 tahun BBRI memberikan potensi capital gain sebesar 740% yang artinya kalau dirata-rata 74% per tahun, jika anda membeli saham BBRI 10 tahun lalu sejumlah Rp. 100.000.000, potensi capital gain yang didapat hari ini adalah Rp. 740.000.000
Bagaimana dengan BBCA? ternyata lebih besar lagi, yaitu dengan return capital gain 934% selama periode 10 tahun artinya return rata-rata pertahun sebesar 93.4%, jika anda membeli saham BBCA 10 tahun lalu sejumlah Rp 100.000.000, maka potensi capital gain yang anda dapat sekarang sebesar Rp 934.000.000
Luar biasa bukan, kalau dibandingkan bunga deposito dengan kisaran 7-8 % (belum dipotong pajak 20%) potensi return yang diberikan pasar modal kita sungguh sangat menggiurkan bahkan belum dihitung dengan deviden yang dibagikan tiap tahunnya, apalagi anda sudah mempunyai skill dalam berinvestasi pada saham second liner cap (diluar 10 besar market cap IHSG) dengan pemilihan saham menggunakan value investing, potensi return yang diberikan bisa jauh lebih besar lagi
2. Deviden
Deviden adalah imbal hasil yang diberikan emiten kepada para pemegang saham, deviden biasanya dibagikan setahun sekali bahkan ada emiten yang memberikan deviden 2 kali setahun, emiten dengan fundamental bagus biasanya rutin membagikan deviden dan meningkatkan nilai devidennya tiap tahunnya.
Dengan pembagian deviden anda bisa mendapatkan sumber passive income tanpa menjual saham yang anda punya, sehingga anda tetap mendapatkan sumber income dengan tetap hold saham anda dengan tenang selama periode waktu yang panjang, penurunan harga saham dalam jangka pendek justru menjadi kesempatan kita membeli jumlah lembar saham dengan harga yang lebih murah, berikut ilustrasinya :
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat dengan jumlah rupiah yang sama, pada saham terjadi penurunan harga saham kita bisa mendapatkan lembar saham yang lebih banyak, yang artinya potensi deviden yang lebih besar juga.
Jadi walaupun potensi capital gain saat tidak bisa kita dapat karena saham sedang downtrend kita masih bisa mendapatkan potensi income lebih besar dari deviden
*Dengan catatan penurunan harga saham tersebut bukan karena perubahan kinerja perusahaan, manajemen yang tersangkut kasus hukum ataupun hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka waktu panjang
Sebagai contoh kita lihat history pembagian deviden BJTM, dari 2012 sampai 2018 secara konsisten membagikan deviden serta meningkatkan nilai deviden per lembar sahamnya, dengan growth 15% selama 6 tahun dan rata-rata deviden yield diharga terendah sebesar 10.72%. lebih besar dibandingkan jika kita menyimpan uang di depostio dengan bunga 7-9% pertahun
Jika dibandingkan dengan bunga tabungan di Bank Jatim sendiri sangat jauh
Dibandingkan dengan coupon rate SBR007 tahun 2019 juga jauh lebih tinggi
Jika anda investasi di BJTM sebesar Rp 500.000.000, rata-rata pertahunnya anda akan mendapatkan yield Rp. 53.600.000 atau Rp 4.466.666 per bulan, seperti harga sewa kost-kostan di kota besar 😃
Demikian tulisan saya mengenai Strategi Passive Income Dari Pasar Modal, contoh dan ilustrasi diatas hanya sebagian kecil dari emiten yang terdaftar di bursa efek indonesia, sebenarnya masih banyak emiten yang lebih potensial secara return capital gain dan deviden, untuk itu PR kita bersama untuk menganalisa mutira terpendam tersebut, Do your homework ! see you...
Pertama, kita harus mengetahui bahwa keuntungan dari pasar modal didapatkan dari 2 sumber yaitu :
1. Capital Gain
2. Dividen
Lalu bagaiamana cara kerja kedua hal tersebut sehingga bisa menjadi sumber passive income buat kita ? Begini pembahasannya :
1. Capital Gain
Capital Gain didapat dari selisih harga beli dan harga jual suatu saham, jadi ketika ada kenaikan harga saham anda bisa mendapatkan capital gain dari suatu kepemilikan saham tersebut, dengan memilih perusahaan dengan kinerja dan fundamental bagus, mempunyai prospek bisnis yang bisa bertahan 10 sampai 20 tahun kedepan dan dibeli dengan harga yang undervalue serta di hold dalam jangka waktu yang panjang, kita akan dapat menghasilkan return berkali-kali lipat. Saya ambil contoh kenaikan harga 2 emiten di IHSG dengan market cap 2 terbesar yaitu BBCA dan BBRI
Bisa dilihat dalam periode waktu 10 tahun BBRI memberikan potensi capital gain sebesar 740% yang artinya kalau dirata-rata 74% per tahun, jika anda membeli saham BBRI 10 tahun lalu sejumlah Rp. 100.000.000, potensi capital gain yang didapat hari ini adalah Rp. 740.000.000
Bagaimana dengan BBCA? ternyata lebih besar lagi, yaitu dengan return capital gain 934% selama periode 10 tahun artinya return rata-rata pertahun sebesar 93.4%, jika anda membeli saham BBCA 10 tahun lalu sejumlah Rp 100.000.000, maka potensi capital gain yang anda dapat sekarang sebesar Rp 934.000.000
Luar biasa bukan, kalau dibandingkan bunga deposito dengan kisaran 7-8 % (belum dipotong pajak 20%) potensi return yang diberikan pasar modal kita sungguh sangat menggiurkan bahkan belum dihitung dengan deviden yang dibagikan tiap tahunnya, apalagi anda sudah mempunyai skill dalam berinvestasi pada saham second liner cap (diluar 10 besar market cap IHSG) dengan pemilihan saham menggunakan value investing, potensi return yang diberikan bisa jauh lebih besar lagi
2. Deviden
Deviden adalah imbal hasil yang diberikan emiten kepada para pemegang saham, deviden biasanya dibagikan setahun sekali bahkan ada emiten yang memberikan deviden 2 kali setahun, emiten dengan fundamental bagus biasanya rutin membagikan deviden dan meningkatkan nilai devidennya tiap tahunnya.
Dengan pembagian deviden anda bisa mendapatkan sumber passive income tanpa menjual saham yang anda punya, sehingga anda tetap mendapatkan sumber income dengan tetap hold saham anda dengan tenang selama periode waktu yang panjang, penurunan harga saham dalam jangka pendek justru menjadi kesempatan kita membeli jumlah lembar saham dengan harga yang lebih murah, berikut ilustrasinya :
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat dengan jumlah rupiah yang sama, pada saham terjadi penurunan harga saham kita bisa mendapatkan lembar saham yang lebih banyak, yang artinya potensi deviden yang lebih besar juga.
Jadi walaupun potensi capital gain saat tidak bisa kita dapat karena saham sedang downtrend kita masih bisa mendapatkan potensi income lebih besar dari deviden
*Dengan catatan penurunan harga saham tersebut bukan karena perubahan kinerja perusahaan, manajemen yang tersangkut kasus hukum ataupun hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka waktu panjang
Sebagai contoh kita lihat history pembagian deviden BJTM, dari 2012 sampai 2018 secara konsisten membagikan deviden serta meningkatkan nilai deviden per lembar sahamnya, dengan growth 15% selama 6 tahun dan rata-rata deviden yield diharga terendah sebesar 10.72%. lebih besar dibandingkan jika kita menyimpan uang di depostio dengan bunga 7-9% pertahun
Jika dibandingkan dengan bunga tabungan di Bank Jatim sendiri sangat jauh
Dibandingkan dengan coupon rate SBR007 tahun 2019 juga jauh lebih tinggi
Jika anda investasi di BJTM sebesar Rp 500.000.000, rata-rata pertahunnya anda akan mendapatkan yield Rp. 53.600.000 atau Rp 4.466.666 per bulan, seperti harga sewa kost-kostan di kota besar 😃
Demikian tulisan saya mengenai Strategi Passive Income Dari Pasar Modal, contoh dan ilustrasi diatas hanya sebagian kecil dari emiten yang terdaftar di bursa efek indonesia, sebenarnya masih banyak emiten yang lebih potensial secara return capital gain dan deviden, untuk itu PR kita bersama untuk menganalisa mutira terpendam tersebut, Do your homework ! see you...
Comments
Post a Comment
Komentar anda akan masuk langsung ke email pribadi saya